Pages

Tuesday, October 20, 2009

cerita tentang 'Tong Sampah'

(ini hanya salinan dari kata-kata hasil tangan saya hari ini, di kertas yang pada akhirnya terobek dengan sadis akibat tarik menarik kertas dengan Ali)

Curhatan Selasa, 20 Oktober 2009
aku tau Allah itu ada, dan Dia sayang banget sama aku. Dia cukupi semua yang aku butuhin. Dia kasih aku kesempatan waktu aku minta sesuatu. Dia kasih hidup roller coaster buat aku. kadang hidup aku ada di atas, kadang hidup aku anjlok ke bawah. Dia kasih hidup rockabilly untuk aku. nada naik melengking di not-not kehidupan, terus banting rendah bareng suara-suara Elvis Presley di lagu Trouble.
Dia kasih aku masalah. kasih aku cobaan di setiap sela. mulai dari keluarga. cowok. sekolah. ekonomi. sosial. semuanya. ada, lengkap, pernah aku alamin. tapi aku coba yakinin, "Allah itu selalu ada di tiap detak jantung aku selain kopi, rokok, dan Papa. Dia kasih aku masalah karena Dia sayang aku." aku juga sayang sama Allah. tapi imanku masih goyah. maaf ya Allah.
dari cobaan kecil sampe gede, perceraian mama sama papa, physical + verbal abuse, masalah cowo aku make ampe backstreet, hampir dirangkul trihex, mama bikin aku 'kecewa berat', macem-macem. tapi aku tep berusaha senyum. tep harus paksain diri aku jadi pelampiasan curhat (plus nenangin mereka) sementara aku sendiri gak tau harus cerita ke siapa! Ya Tuhan, tolongin Vava dong!
contoh: kemaren Bendhot cerita asal-usul dia dan keluarganya, terus dia nangis-nangis di kelas, aku yang nenangin dia, sementara aku juga lagi down karena mama. jujur, waktu itu aku pengen di infus TM ato McD karena aku gak tau harus lampiasin ke siapa. cuma bisa mabok, mabok, mabok lagi kayak lagu dangdut aja.
aku pernah ngerasa aku punya kepribadian ganda (anjrit, emang gw bencong). bukan bencong maksudnya, tapi di satu sisi aku bisa kasih perlindungan dan rasa nyaman ke orang-orang yang curhat ama aku. mereka loh yang bilang, ntar dikira aku ke ge eran. tapi di sisi yang lain, aku AMBYAR! kayak waktu aku lagi off jadi PELArian CURhat, dan aku juga lagi ada problem, larinya kemana? alkohol selama aku bisa! aku bisa kasih perlindungan ke orang lain tapi aku gak bisa jaga diri aku sendiri! dan ironisnya, besokannya aku udah jadi tempat curhat orang lagi..
aku udah janji, aku bakal tetep jalanin idup aku, gak akan ngulangin kesalahan mama papa aku nantinya, dan bangun idup aku dari awal lagi, susun mimpi aku dari nol kembali..

kurang lebih seperti itu hasil membunuh waktu dengan bolpen dan secarik kertas di kelas tadi siang. entah apa yang ada di pikiran saya tapi itulah yang saya tulis di sela-sela orasi Bapak Muslim waktu pelajaran Agama Islam.

ada kelanjutan dari corat-coret saya.

siang terik, pulang sekolah, burjonan seperti biasa bergerombol dengan kawan-kawan yang suaranya mengalahkan TOA Masjid sekitar sekolah. mereka tertawa, senang, dengan gurauan kering tapi justru malah si kering yang ditertawakan. saya duduk diam, pegang sebatang Bintang Buana akibat doktrin penghuni basecamp dan es mocaccino kesukaan. satu persatu kawan pergi dari sekolah sebelah, satu persatu mulai datang.
jam 3 menjelang, yang tersisa hanya beberapa penikmat burjonan si Aa', dan kawan-kawan saya. Bendhot, Caca, Fika, Wawan, Bintang, Topik, dan Ali. tetap dengan Bintang Buana namun tanpa minuman. saya tetap diam. dikeluarkan secarik kertas dari kantong saya, saya baca lagi perlahan. Ali coba raih kertas itu, lalu muncul percakapan setelah dia baca sepintas, karena kertas itu saya rebut kembali. kurang lebih seperti ini:
Ali (A) : masalah Tong Sampah lagi ya?
Saya (V) : (membenamkan kepala di atas tangan yang ditekuk)
A : kamu masih make kayak gitu (mungkin maksudnya trihex)?
V : engga! beneran!
A : bener???
V : iya bener, sumpah udah ga pernah!
A : kalo bisa lampiasin ke yang positif aja..
V : heleh, gayamu, emang kamu positif larinya?
A : sekarang iya leeekk!

masalah Tong Sampah, saya pernah cerita pada Ali bahwa saya rasa saya hanya tong sampah bagi orang-orang. semuanya buang unek-unek serta penghujatan atas hidup yang tidak adil, kekasih yang mulai tidak perduli, sampai rasa kesal pada seseorang yang menjadikan sepeda las-lasannya jadi tiga. sementara saya? saya mau buang pada siapa?
saya senang dengar berita bahwa Ali bukan Ali yang dulu lagi, karena dia partner in crime saya dan Bintang, dia bisa lampiaskan bahwa dia tidak seperti yang dulu lagi. namun timbul pertanyaan-pertanyaan layaknya 'Aku harus gimana ya terus?' atau 'Emang yang positif yang kayak apa sih?', tapi tak ada jawaban karena saya harus kembali menahan kertas dalam genggaman tangan kanan yang sedang menjepit sebatang rokok hanya dengan dua jari, karena Ali lagi lagi mencoba ambil kertas unek-unek saya. akhirnya saya pasrahkan kertas itu pada Ali daripada tangan saya luka akibat bara rokok yang nyosor tangan saya di segala bagian.

ada percakapan lagi bung!
namun saya lupa :D

No comments:

Post a Comment