Pages

Sunday, March 21, 2010

Redup

Suatu hari dimana Las Vegas, kota yang paling bersinar,
akan kehilangan cahayanya, tertikam kelam, redup menutup,
adalah suatu hari dimana remuk redam perasaan sampai jadi
beling berkeping-keping!

terhempas kaca dengan catatan pecah belah,
sebab akibat pengkhianatan dan egoisme.
menangkan kata diluar akal sehat,
kalahkan jalan pikiran, dan raih semua kemenangan khayalan!

simpan semua pendar bangga dan rekognisi dari semua manusia,
yang ada hanya riak keruh. dipikirnya luluh?
sayatan fiksi ditambahkan agar rasanya lebih dramatis,
lebih tragis, dan bisa disebarluaskan secara sadis!

seduhlah badanmu,
siapa tahu toksin idealis dan egois bisa larut dengan airnya.
mungkin terdengar terlalu hambar, tapi tunggu reaksinya,
bebas.

Dan saat itu aku akan mengadu pada Las Vegas,
aku akan memberinya sepatah kalimat,
"Tuan Vegas, jangan tunggu kami, karena sekarang,
ketika aku datang kepadamu, keadaanku sudah menjadi serpih,
aika aibon atau alteco sudah tak mampu satukan aku lagi.
jadi aku tak akan kuat berjalan, terbang, atau berenang kepadamu.
mungkin esok, atau entah kapan, DIA akan datang padamu dan
Nyonya Vegas, tanpa ada genggamanku di jarinya.
aku doakan kau takkan pernah padam. Terimakasih Tuan Vegas."

lalu aku terhentak.


No comments:

Post a Comment